Dampak Iklim Kerja Terhadap Tingkat Kelehanan dan Dehidrasi Pekerja Bagian Boiler

Trisna Dewita, Desi Parmatasari, Noviyanti Noviyanti

Abstract


Every place has physical, chemical, biological, ergonomic and psychological hazards. One of the hazards of the physical environment is a hot working climate which can interfere with the health of workers, causing dehydration and fatigue. The purpose of this study was to determine the relationship between a hot working climate with dehydration and fatigue. This research was an analytic survey study with a cross-sectional design, involving 36 boiler workers at PT X Batam, who were selected by total population sampling, all populations involved. Data collection started from March to April 2022. The measurement tool used to determine the level of dehydration was PURI paper, fatigue measurement used the KAUPK2 questionnaire, measurement of work climate used the Questtemp Heat Stress Monitor which refers to the SNI 16-7061-2019 measurement method. Data analysis was performed using the Chi-square test. The results showed that there was a relationship between hot working climate and dehydration (p = 0.003), there was a relationship between hot working climate and fatigue (p = 0.003) and there was a relationship between hot working climate, dehydration and fatigue due to hot working climate where the working room temperature the average is above >28.0℃ with moderate and heavy workloads with a working time of 8 hours/day. The longer workers are exposed to the heat of the work space with a hot working climate, the more dehydration and fatigue will increase.

Keywords: dehydration; fatigue; working climate

 

ABSTRAK

 

Setiap tempat memiliki bahaya fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi. Salah satu bahaya dari lingkungan fisika yaitu iklim kerja yang panas yang dapat mengganggu kesehatan pekerja sehingga menyebabkan dehidrasi dan kelelahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara iklim kerja yang panas dengan dehidrasi dan kelelahan. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan cross-sectional, yang melibatkan 36 pekerja bagian boiler PT X Batam, yang dipilih secara total population sampling, semua jumlah populasi terlibat. Pengumpulan data dimulai dari bulan Maret sampai April 2022. Alat ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat dehidrasi adalah kertas PURI, pengukuran kelelahan mengunakan kuesioner KAUPK2, pengukuran iklim kerja menggunakan Questtemp Heat Stress Monitor yang mengacu pada metode pengukuran SNI 16-7061-2019. Analisis data dilakuka menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara iklim kerja panas dengan dehidrasi (p = 0,003), adanya hubungan antara iklim kerja panas dengan kelelahan (p = 0,003) dan terdapat hubungan antara iklim kerja panas, dehidrasi dan kelelahan dikarenakan iklim kerja yang panas dimana suhu ruangan kerja rata-rata diatas >28,0℃ dengan beban kerja sedang dan berat dengan waktu kerja 8 jam/hari. Semakin lama pekerja terpapar panas ruang kerja dengan iklim kerja yang panas, maka akan meningkatkan dehidrasi dan kelelahan.

Kata kunci: dehidrasi; kelelahan; iklim kerja


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.33846/sf14nk114

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

___________________________________________________________________________________________________________________________________

Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES (Journal of Health Research FORIKES VOICE), e-ISSN: 2502-7778, p-ISSN 2086-3098
Volume 1-6 (2010-2015) are available at http://suaraforikes.webs.com)
+6282132259611 (phone and WhatsApp)

___________________________________________________________________________________________________________________________________