Minyak Atsiri Daun Cengkeh Asal Pulau Ambon Sebagai Larvasida Alami untuk Nyamuk Aedes aegypti

Abstract

          Dengue fever is still a health problem in Indonesia. One way to control dengue fever is through vector control, namely eradicating Aedes aegypti mosquito larvae using larvicide. Continuous use of larvicide can cause larval resistance to larvicide, so natural larvicide from plants is needed. One of the plants that has the potential as a larvicide is clove leaf essential oil. This study aimed to determine the potential of clove leaf essential oil from Ambon Island in various concentrations as a larvicide for Aedes aegypti mosquitoes. This study was an experimental study with a randomized control group design. The mosquito population was divided into six groups randomly. The first to third treatment groups were treated with clove leaf larvicide with concentrations of 50 ppm, 100 ppm and 150 ppm; while the first to third control groups were groups without treatment. Aedes aegypti was obtained from the Laboratory of the Faculty of Health, UKIM. The number of larvae used was 900, consisting of 720 test larvae (240 larvae for each group) and 180 control larvae (60 larvae for each group). Furthermore, the number of larval deaths was calculated in each group. The number of mosquito deaths in each treatment group was compared with the control group using the Mann-Whitney test. The results of the analysis showed that the p value for each concentration was 0.000, which means that there was a difference in the number of larval deaths between the treatment group and the control group, both at concentrations of 50 ppm, 100 ppm and 150 ppm. Furthermore, it was concluded that clove leaf essential oil is effective as a larvicide for Aedes aegypti.

Keywords: Aedes aegypti; larvicide; clove leaves; essential oil

ABSTRAK

Demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu cara pengendalian penyakit demam berdarah dengue adalah melalui pengendalian vektor yaitu membasmi larva nyamuk Aedes aegypti menggunakan larvasida. Penggunaan larvasida secara terus-menerus dapat menimbulkan resistensi larva terhadap larvasida, sehingga diperlukan larvasida alami dari tanaman. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai larvasida adalah minyak atisiri daun cengkeh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi minyak atsiri daun cengkeh asal Pulau Ambon dalam berbagai konsentrasi sebagai larvasida untuk nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain randomized control group. Populasi nyamuk dibagi menjadi enam kelompok secara random. Kelompok perlakuan pertama sampai ketiga diberi perlakuan berupa larvasida daun cengkeh dengan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm dan 150 ppm; sedangkan kelompok kontrol pertama sampai ketiga adalah kelompok tanpa perlakuan. Aedes aegypti diperoleh dari Laboratorium Fakultas Kesehatan UKIM. Jumlah larva yang digunakan adalah 900 ekor, yang terdiri dari 720 larva uji (240 larva untuk masing-masing kelompok) dan larva 180 larva kontrol (60 larva untuk masing-masing kelompok). Selanjutnya pada masing-masing kelompok dihitung jumlah kematian larva. Jumlah kematian nyamuk setiap kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai p untuk masing-masing konsentrasi adalah 0,000, yang berarti ada perbedaan jumlah kematian larva antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, baik pada konsentrasi 50 ppm, 100 ppm maupun 150 ppm. Selanjutnya disimpulkan bahwa minyak atisiri daun cengkeh efektif sebagai larvasida untuk Aedes aegypti.

Kata kunci: Aedes aegypti; larvasida; daun cengkeh; minyak atsiri