Profil Spirometri dan Gambaran Foto Thoraks pada Pekerja Pabrik

Abstract

Factory workers are a high-risk group for occupational lung disease. Exposure to dust particles, smoke, or gas during the work process can potentially cause lung damage. This is crucial in factory worker health management to prevent work-related lung disability. Therefore, a study was needed to determine the spirometry profile and chest radiographs in factory workers to anticipate the occurrence of occupational lung disease. This was a descriptive study involving 260 workers selected using a total sampling technique. Data collection in the form of radiological examinations was carried out for 3 months and analyzed descriptively. The results of the analysis showed that the proportion of impaired lung function in spirometry was 1.92% and lung abnormalities in chest radiographs was 2.69%. The highest distribution of factors, respectively, was found in workers aged >40 years (58.08%), male (97.31%), normoweight (63.07%), non-smokers (38.84%), no comorbidities (90.76%), and work duration ≤5 years (60.76%). Spirometry and chest X-ray are indicators that can be performed on factory workers as a risk factor for lung damage. Male workers, normoweight status, and the absence of comorbidities tend to contribute to the occurrence of lung abnormalities from simultaneous spirometry and chest X-ray examinations. Meanwhile, age, smoking status, and length of service have varying contributions to lung abnormalities in factory workers. In conclusion, this study shows that spirometry and chest X-ray examinations can be effective early detection tools for identifying the risk of occupational lung disease in factory workers, especially in high-risk groups.

Keywords: factory workers; lung disorders; spirometry; chest X-ray

ABSTRAK

Pekerja pabrik adalah kelompok yang berisiko tinggi untuk mengalami penyakit paru akibat kerja. Pajanan partikel debu, asap ataupun gas selama proses bekerja akan berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan paru. Hal ini penting dalam manajemen kesehatan pekerja pabrik untuk mencegah terjadinya kecacatan paru akibat kerja. Untuk itu diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui profil spirometri dan gambaran foto thoraks pada pekerja pabrik sehingga dapat mengantisipasi terjadinya penyakit paru akibat kerja. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang melibatkan 260 pekerja yang dipilih dengan teknik total sampling. Pengumpulan data berupa pemeriksaan radiologi dilakukan selama 3 bulan dan dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsi gangguan fungsi paru pada spirometri adalah 1,92% dan kelainan paru pada foto thoraks adalah 2,69%. Distribusi faktor tertinggi secara berurutan didapatkan pada pekerja yang berusia >40 tahun (58,08%), laki-laki (97,31%), normoweight (63,07%), tidak merokok (38,84%), tidak ada komorbid (90,76%) dan lama bekerja ≤5 tahun (60,76%). Pemeriksaan spirometri dan foto thoraks merupakan indikator yang dapat dilakukan pada pekerja pabrik sebagai salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan paru. Pekerja berjenis kelamin laki-laki, status normoweight dan tidak adanya komorbid cenderung berkontribusi terhadap terjadinya abnormalitas paru dari pemeriksaan spirometri dan foto thoraks secara bersamaan. Sementara usia, status merokok dan lama bekerja memiliki kontribusi yang bervariasi terhadap kelainan paru pada pekerja pabrik. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan spirometri dan foto thoraks dapat menjadi alat deteksi dini yang efektif untuk mengidentifikasi risiko penyakit paru akibat kerja pada pekerja pabrik, terutama pada kelompok berisiko.

Kata kunci: pekerja pabrik; gangguan paru; spirometri; foto thoraks